Ekonomi Islam merupakan kesatuan antara hal2 yang mencakup aturan/sistem, juga hal hal yang terkait sikap hidup dan keyakinan. Keduanya berjalan seiring, selaras dan berdampingan.

Sebagai contoh, sikap hidup seperti apa yg berjalan seiring dengan aturan untuk menghindari Riba? Qonaah dan Tawakkal.

Qonaah?

Qonaah itu merasa cukup, mensyukuri dengan Apa yang telah Allah beri, dan bersabar dengan Apa yang Allah belum berkenan memberi. Sederhananya, tidak memaksakan diri.

Saya mendapati beberapa orang yang gajinya sbenarnya sangat layak untuk KPR plus kredit mobil, tapi mereka lebih memilih ngontrak rumah. Alasannya sederhana, menjauhi riba.

Mereka Qonaah dengan Rezeki yang Allah beri, meski baru berupa rumah kontrakan. Ngapain memaksakan diri? Pikir mereka.

Kartu kredit hanya untuk kemudahan transaksi. Mereka hanya menggesek kartunya kalau mereka yakin dapat melunasi tagihannya sebelum jatuh tempo, sehingga tidak terkena bunga.

Dengan kata lain, mereka tidak memaksa membeli barang yang memang belum mampu mereka beli.

Kalau modal masih terbatas, baiknya jangan memaksa mengambil pinjaman dengan bunga untuk perluasan usaha.

Rasul, para Sahabat dan Ulama adalah teladan dalam Qonaah. Qanaah adalah sikap yang dicintai Allah serta mengundang Barokah dan ketenangan (Sakinah).

Tawakkal?

Basis ekonomi Islam adalah produksi, dan Allah mencintai uang yang diputar untuk BerProduksi.

Ada satu doa saya dulu yang tidak/belum di Kabulkan Allah. Dan akhirnya saya sadar (berprasangka) bahwa ternyata ini karena Allah cinta saya (Amin).

Doa saya itu adalah agar saya punya Tabungan. Hal yang belum dikabulkan Allah karena pas lagi lebih, biasanya pas ada kawan yang membutuhkan (pinjaman).

Akhirnya saya sadar kalau Allah tidak suka uang nganggur.

Makanya Kewajiban Zakat itu ada Nisab (jumlah), dan ada Haul (waktu). Ada Ulama dulu yang sangat kaya namun tidak pernah kena kewajiban zakat karena uangnya selalu Ia keluarkan untuk shadaqah terus menerus dan tidak pernah mencapai haul. Karena harta yang dikeluarkan tidak terkena zakat.

Rasul adalah manusia yang paling khusyu dalam Shalat dan Dzikir. Namun para sahabat mencermati beberapa kali Rasul seakan “tergesa” dan mempercepat Shalatnya.

Hal itu dilakukan Rasul pada saat beliau masih menyimpan dinar/dirham dirumahnya. Beliau ingin menyegerakan untuk menyantuni anak yatim dan fakir miskin.

Tawakkal adalah kuncinya. Sudah merupakan janji Allah bahwa Barang siapa Menolong Saudaranya disaat sempit maka Allah pun akan menolong disaat diuji dengan kesempitan.

Dan Allah menuruti prasangka hambanya. Maka bertawakkal lah.

AlhamduLillah, meski tidak ada tabungan, biasanya pas lagi butuh koq ya pas lagi ada. Saya keluar masuk US sudah 6 kali, dan agustus ini rencana pulang lagi. Kami masih menanggung kuliah 2 orang. AlhamduLillah masih bisa menyekolahkan anak di sekolah terbaik, juga masih Harus menghidupi tiga dapur. Ndilalah nya pas lagi perlu koq ya pas lagi ada, AlhamduLillah.. Meski nggak punya tabungan.

Maka Nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?

Baitul Mal Wa Tamwil : Sebuah cita

Selain menjadi dosen, cita cita saya adalah mendirikan Baitul Mal Wa Tamwil (BMT).

Sungguh, saya menyaksikan sendiri bahwa di masyarakat bawah riba (rentenir, bank harian dll) memiliki daya Rusak yg luar biasa. Bahkan bisa merusak rumah tangga.

Padahal, pengalaman saya mereka hanya perlu skitar 10 juta untuk “mentas” dan membuka lembaran hidup baru.

Dan saya lihat, banyak sekali usaha yang bisa dilakukan dengan modal awal cuma 5 juta. Banyak sekali.

Karena Barokah itu misterius. Kerabat saya yg cuma buka jasa setel pelek sepeda, nongkrong di pertigaan jalan, karena tekun dan Insya Allah berkah lambat laun tumbuh, berkembang dan berkecukupan (skarang udah jual beli mobil/motor bekas).

Disamping mengentaskan masyarakat bawah dari jerat riba, rencana saya adalah BMT ini memberikan “paket 5 juta”, akses permodalan awal sbesar 5 jt max disamping pendampingan bisnis tentunya. (Jual Mie ayam lah, angkringan lah, Tambal ban lah dst).

Saya dan kawan2 pernah invest meja sablon, lalu membuat sistem pencatatan sederhana, memaksa mereka (pegawai) untuk disiplin mencatat dan disiplin menyisihkan. 
Mereka baru sadar kalo untungnya gede ternyata. AlhamduLillah satu orang “Lulus”, dia lalu pede bikin usaha sablonan sendiri.

Saya juga pernah memberi modal ke kerabat yang usahanya cari loakan botol coca cola. Hal serupa saya terapkan : Membuat sistem pencatatan sederhana, Memaksa untuk disiplin mencatat dan disiplin menyisihkan. Ternyata hasilnya mengejutkan juga.

Mudah-mudahan BMT ini dua tahun lagi bisa terealisasi, mudah mudahan Allah memberkati dan menguatkan.

Karena sekali lagi, saya menyaksikan sendiri bahwa di kalangan bawah Riba memiliki daya hancur luar biasa.

Yang mereka perlukan hanya sedikit nominal untuk “mentas” dan pendampingan untuk memulai hidup baru dan barokah.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *