Kita tidak pernah tahu, lewat jalan mana kita akan berjumpa dengan Allah, dalam kondisi penuh dengan Cinta, Ridha, dan Ampunan-Nya.

Maka yang bisa kita lakukan cuma berbaik sangka.

Seperti kata sahabat Umar, bagi dirinya kabar baik dan kabar buruk adalah sama. karena dengan penyikapan yang tepat, semuanya sama sama berujung pada perjumpaan dengan-Nya.

Ada sebagian orang yang doa2nya belum diijabah, bisa jadi karena Allah sangat cinta dengan rintihan, doa dan pintanya. Dan Allah menyiapkan skenario yang sangat indah di akhir cerita.

Kita juga tidak pernah sangka, amal sebelah mana yang betul2 dicintai-Nya. Selain tangan Fatimah, tangan lain yang pernah dicium Kanjeng Nabi adalah tangan kasar seorang tukang batu, beliau berkata : “tangan seperti inilah yang tidak akan disentuh api neraka”. Boleh jadi bagi sebagian orang, berpeluh mencari nafkah lebih dicintai Allah dibanding dzikir seribu kalimat.

Karena kita tidak pernah tahu, maka yang bisa kita lakukan adalah berbaik sangka.

Ketika Allah mencabut kenikmatan2 dunia pada Nabi Ayyub yang mulia, yang Ayyub minta cuma satu : Ya Allah, tetaplah beri kesehatan pada mulut dan lidah ku agar aku bisa tetap memuji-Mu.

Ketika sang istri protes, “Sampeyan iku Nabi, mbok minta kesembuhan tho Mas.” Ayyub hanya menjawab pelan : Sekian puluh tahun Allah beri semuanya, kesehatan, harta, anak dan sebagainya. Masa baru beberapa saat di kasih kayak gini koq sudah mengeluh, malu sama Gusti Pangeran.

………………..

Barangkali, salah satu konsekuensi “Laailaaha illallah” adalah meniadakan atau me”Nihil” kan semua hal/urusan/perkara hingga semua hal sejatinya tak lain dan tak bukan adalah jalan perjumpaan dengan-Nya.

Ketika bertemu dengan orang yang menyebalkan atau dzalim, katakanlah pada diri : Ini adalah ketetapan Allah, dalam situasi seperti ini, apa kiranya yang dicintai Allah? Lalu ingatlah bagaimana setiap hari Kanjeng Nabi memberi makan pada pengemis buta meski tiap waktu kerjaannya mencaci maki Beliau (pengemis buta itu baru tahu bahwa yang setiap hari memberi makan dia adalah Muhammad; orang yang tiap waktu dia caci maki setelah Kanjeng Nabi meninggal dunia).

Ketika bertemu kesusahan, katakanlah pada diri : Ini adalah ketetapan Allah, dalam situasi seperti ini apa kiranya yang dicintai Allah? Lalu ingatlah bagaimana kesabaran Ayyub berbuah sangat manis diujung.

Ketika bertemu kenikmatan, katakanlah pada diri : Ini adalah ketetapan Allah, dalam situasi seperti ini apa kiranya yang dicintai Allah? Lalu ingatlah bahwa Allah akan menambah kenikmatan bagi orang-orang yang pandai bersyukur.

Maka yang bisa kita lakukan memang cuma berbaik sangka dan berserah diri.

Allahumma Inna Nasaluka Laddzatan Nadhori ilaa Wajhika, Wasyauqo Ilaa Liqoika

Ya Allah, karuniakanlah kelezatan memandang Wajah-Mu, dan Kerinduan berjumpa dengan-Mu.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *