Bismillah..
Saya tadi melihat satu animasi tentang kehidupan rumah tangga Islami. Ingin saya share sayangnya saya cari di youtube enggak ketemu.
Animasi tadi mengisahkan dua tetangga dimana kedua suami bekerja di perusahaan yang sama dan mendapat gaji yang sama. Hanya satu pasangan selalu bertengkar sedangkan pasangan yang lain terlihat selalu bahagia. Lelah bertengkar, istri dari pasangan yang kerap bertengkar (sebut saja namanya salma) pun curhat kepada tetangganya, yakni kepada istri dari pasangan yang selalu nampak bahagia (sebut saja namanya hawa).
“Suami saya selalu pulang malam.” Salma mengeluh kepada hawa. “Barangkali ia pulang terlambat untuk menghindari pertengkaran.” sambung Hawa.
“Kenapa sih kamu selalu terlihat bahagia?”
“Saya ini anggota dari secret society.” Jawab hawa. “Saya terlatih untuk menerapkan satu resep rahasia agar bahagia di rumah.”
“Saya akan bagikan resep ini ke kamu.” lanjut hawa. Pertama, ucapkan terima kasih setidaknya dua kali sehari ke Suami. “Namun saya tidak menemukan kebaikan dari suami saya.” Sanggah salma.
“Coba kamu pikir dengan baik.” Akhirnya salma pun menemukan alasan untuk berterima kasih kepada suami. Salah satunya adalah mengucapkan terima kasih setiap pagi ketika sang suami mengantar anak ke sekolah.
Loncat ke akhir cerita, setelah menerapkan beberapa resep dari Hawa, Rumah tangga salma pun menjadi bahagia seperti Hawa.
“Bolehkah saya juga bergabung dengan secret society?” tanya Salma.
“Sebenarnya kamu sudah menjadi bagian dari society ini.” Hawa tersenyum. Kita ini adalah bagian dari orang-orang beriman, selayaknya tindak tanduk kita mengikuti apa yang diajarkan oleh Allah melalu RasulNya yang mulia.
*****
Cerita ini mengingatkan pada satu dongeng china. Alkisah terdapat satu rumah tangga dimana sang istri selalu ribut dengan ibu mertuanya. Dipuncak kemarahan dan kebenciannya, sang istri pun mendatangi seorang tabib. Dia meminta racun untuk membunuh mertuanya.
Maka sang tabib pun memberi satu racun yang mampu membunuh secara perlahan. “Campurkan racun ini di teh mertuamu!” kata tabib. ” Agar tidak mengundang kecurigaan, buatlah teh untuk mertuamu tiap pagi dan sore dan hantarkan dengan senyum manis!”
Mengikuti kata tabib, sang istri pun bersikap manis kepada mertua. Setidaknya setiap pagi dan sore Ia menyuguhkan teh kepada mertuanya.
Tak dinyana, perubahan sikap istri pun membuat sang mertua juga berubah sikap. Sang mertua kini menjadi manis sikapnya dan berkurang marahnya. Dan Kini keduanya hidup harmonis.
Dengan penuh penyesalan sang istri pun menghampiri tabib sambil bercucuran air mata. “Beri aku penawar racun nya, aku tidak ingin mertuaku mati!”
“Racun apa?” Itu hanya serbuk gula koq, kata sang tabib sembari tertawa.
*****
Sebagai “penyeimbang” dari dua kisah diatas, saya ingin menyampaikan dua riwayat andalah yang selalu saya pegang sejak menikah.
Suatu saat ketika Baginda Rasul sedang menerima tamu, ibunda Aisyah marah hingga membanting piring yang berisi kurma.
Coba bayangkan ketika hal ini terjadi pada kita. Bayangkan ketika kita sedang menerima tamu, Istri kita membanting piring dihadapan para tamu kita. Tentu kita kan merasa sangat dipermalukan.
Namun Rasul kita yang mulia tetap bersikap tenang, memunguti kurma yang berceceran dan kemudian beliau hanya berkata tenang : “Maaf.. Ibu kalian sedang cemburu.” Beliau bahkan tidak memarahi Aisyah.
Suatu saat ada seorang lelaki yang mendatangi Umar bin Khatab. Dia ingin curhat mengenai perilaku istrinya yang sering mengomel. Ketika ia sampai di rumah Umar, niat tersebut pun ia urungkan. Mengapa? karena ia mendengar Khalifah Umar yang sedang diam bersabar ketika istrinya sedang mengomel dengan nada tinggi.
Ketika sang lelaki beranjak pulang, Umar pun melihat dan memanggilnya serta menanyakan keperluannya. Sang lelaki pun bertanya maksud awalnya dan menceritakan bahwa ia mengurungkan niatnya karena ia sendiri menyaksikan sahabat Umar yang hanya diam ketika diomeli istrinya.
Umar pun berkata kepada lelaki itu :”Bagaimana aku bisa marah kepada istriku sementara jasanya sungguh banyak bagiku.” Umar pun menceritakan jasa-jasa istrinya seperti memasak, mencuci baju, mengasuh anak dan sebagainya.
“Wahai, Amirul Mukminin, istriku juga demikian,” kata lelaki itu. Amirul Mukminin pun menjawab, “Maka, hendaknya engkau mampu menahan diri karena yakinlah hal tersebut hanya sebentar saja,” kata Amirul Mukminin.
******
Jadi siapa yang harus memulai?
Ketika dua belah pihak sedang berada dalam tensi yang tinggi, siapa yang harus memulai untuk berlembut hati?
Ada banyak ayat dan riwayat tentang kewajiban dan hak. Alangkah baiknya ketika kedua pihak sama-sama menggunakan ayat tentang kewajiban alih-alih mendahulukan hak.
Contohnya, saya paham betul tentang kewajiban istri untuk mentaati suami. Bahkan saya pernah mendengar dari pak kyai tentang satu hadits yang intinya adalah sekiranya manusia boleh bersujud kepada manusia lain, maka Rasul akan perintahkan istri untuk bersujud pada suami.
Jadi sebagai suami saya sepenuhnya sadar akan HAK saya untuk ditaati dan dimuliakan.
Namun saya lebih mengedepankan riwayat tentang Rasul yang memilih untuk tidur diluar pintu ketika pulang kemalaman, karena ia tak ingin membangunkan istrinya yang sudah tidur.
Saya lebih mengedepankan riwayat Rasul yang biasanya berbagi minum dengan istrinya, beliau minum di bekas bibir istrinya. Suatu saat alih-alih berbagi dengan istrinya Rasul menghabiskan minuman yang disuguhkan Aisyah, seperti orang yang kehausan. Beberapa waktu kemudian Aisyah baru menyadari bahwa ia salah menaruh sesuatu di minuman Rasul. Alih-alih marah, Rasul memilih untuk menghabiskan minuman itu demi menjaga perasaan Aisyah.
Saya lebih mengedepankan riwayat Rasul yang bersabar bahkan ketika istrinya membanting piring dihadapan tamunya.
*****
Bagaimana jika ego menghalangi?
Tutup mata,
Tarik nafas
Bacalah Shalawat, Allahumma Sholi ‘ala Sayyidina Muhammad.
Niatkan ini sebagai bentuk kecintaan terhadap Rasulullah
Dengan meneladani beliau
Jadi ini bukan antara kamu dan istrimu
Ini adalah antara engkau, dan cintamu kepada Allah dan Rasulullah
Allahumma SholI’ala sayyidina Muhammad
Sebagai tambahan, bolehlah sambil mendengar ini (mulai menit ke 4.00
https://www.youtube.com/watch?v=BvX47GZgxcs&t=1329s
-Tallahassee, sembari mendengarkan Suara Persaudaraan –
Hinga membekas pada punggungnya
Tak pernah kenyang di dalam hidupnya
Bahkan pernah tiga pernama Tiada api menyala dirumahnya