Kita tidak pernah tahu takaran diri kita, Allah yang maha mengetahui. Suatu saat Tsalabah pernah meminta Rasulullah untuk mendoakan dirinya agar diberi kelapangan harta. Awalnya Rasul mengingatkan Tsalabah untuk mensyukuri dan merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, namun tsalabah terus mendesak Rasul hingga 3 kali sampai akhirnya Rasul pun mengabulkan permintaan tsalabah.

Doa Rasul pun terkabul, kambing yang diternakan tsalabah berkembang pesat. Sampai-sampai Madinah tak lapang menampung kambing2 tsalabah. tsalabah pun memindahkan ternaknya keluar daerah. Awalnya tsalabah hanya telat shalat berjamaah, lama-lama ia tinggalkan juga jamaah karena terlampau sibuk dengan urusan dunia. Akhirnya penyakit kikir menghinggapi tsalabah hingga kewajiban zakat pun ia tinggalkan. Bahkan turun ayat Al-Quran mengenai kelalaian tsalabah.

Allah maha mengetahui takaran diri kita. Segenap nasib, peristiwa dan takdir yang menimpa kita adalah karunia Allah yang

terbaik

. Entah baik atau buruk, nikmat ataupun musibah adalah jalan

terbaik

dari Allah.

Barangkali Allah memberi kita kesempitan karena kita akan menjadi tsalabah sekiranya kita mendapat kelapangan. Barangkali Allah memberi kita kesulitan karena ada hikmah dan kelapangan diujung kesempitan.

Selepas SMP saya mendaftar ke SMU Taruna Nusantara. Saya lolos beberapa tahap seleksi hingga seleksi akhir di Magelang (sempat mencicip graha 18 selama seminggu). Qadarullah, saya gagal di seleksi akhir. Saya pun menangis waktu itu.

Qadarullah, kegagalan masuk SMU TarNus mengantarkan saya ke SMU 1 Purwokerto dimana saya berjodoh dengan guru Fisika yang tak hanya memberi saya landasan Fisika melainkan juga mengajari saya berbagai nilai kehidupan.

Kita tak pernah tahu takaran diri kita, maka yang bisa kita lakukan hanya bersyukur dan berprasangka baik pada Allah.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *