Makhluk Allah, yang tidak punya daya apapun memang rawan terpeleset kecuali jika Allah berkenan melindungi.

Sebagai contoh, Iblis adalah hamba Allah yang sholih sebelum adam diciptakan. Satu titik kesombongan lah yang membuat iblis terpeleset, yakni Kesombongan merasa dirinya lebih baik dbanding Adam.

Dalam cerita zaman bani israil, ada satu Hamba Allah yang amal ibadahnya menggunung. Lantas semua lenyap gara2 ia bertemu dgn seorang yang nampak sebagai Ahli maksiat, dan terbersit dihatinya bahwa dirinya lebih baik dibanding orang itu.

Ghurur (tertipu), adalah hal yg harus diwaspadai. Karena perasaan ini bisa menjangkit seorang ahli ibadah.

Jangan sampai perasaan tenang, tentram yang kita dapati ketika beribadah membuat kita “merasa” aman, merasa bahwa Allah telah mengampuni kita, bahwa Allah telah ridha kepada kita ; Atau dengan kata lain merasa kita telah mendapat manisnya iman. Apalagi satu “rasa” merasa “lebih” baik.

Padahal Allah tidak mengumpulkan rasa aman dan takut berturutan. Maka hendaklah kita merasa “takut” saat ini agar kelak kita dikaruniai rasa aman.

Betul bahwa Rahmat Allah mendahului murka-Nya. Karena Rahmat-Nya lah, bertebaran ayat dan riwayat seperti ibadah-ibadah sunnah yang akan menghapus dosa.

Namun kita tidak pernah tahu, di titik mana kita bisa terpeleset.

Dan pada akhir dan ujungnya, hanya Rahmat Allah lah yang bisa menyelamatkan, kita tidak pernah tahu bisa jadi amalan kita hanya sebatas debu, karena kita tidak pernah tahu apakah hati kita betul terbebas dari riya, Ujub (bangga dgn amal), ghurur, Aman, dan sombong dengan amalan, merasa lebih, merasa aman.

Hanya Rahmat Allah lah penentu akhir keselamatan kita.

Maka dalam kondisi serba tidak pasti, serba takut, tepatlah perenungan dan doa Abu Nawas di masa tuanya :

Ya Allah, aku tidak pantas masuk surga-Mu, namun aku tak kuat masuk neraka-Mu.

Yang bisa aku lakukan hanyalah bertaubat.

Jika engkau berkenan mengampuni, Maka sesungguhnya Engkaulah yang berhak mengampuni.

Jika Engkau menolak, kepada siapa lagi aku harus meminta ampunan selain kepada Engkau?

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *