Lelaki tua yang sedang menyetir minibus ini memperkenalkan dirinya sebagai Abu Muhammad. Awalnya saya hanya mengenal beliau sebagai “super marbot” di masjid sini. Beliaulah yang rutin mengantar jemput warga kampus untuk shalat jumat dgn minibus, beliau jg mengantar jemput beberapa anak tiap islamic sunday school, dilain kesempatan saya jumpai beliau sedang menyiapkan makan siang untuk anak2 yang rutin diberikan di masjid selepas sunday school. Karena itulah saya menggelari lelaki tua sederhana ini sebagai “super marbot”.

Tak disangka, ada cerita kepahlawanan dibalik sosoknya yg bersahaja. Beliau berasal dari Palestina. Namun situasi perang memaksa beliau pindah ke Irak. Karena ketekunannya, beliau berhasil menjadi pengusaha restoran yg lumayan sukses di Irak.

Namun malang tak dapat ditolak, Irak pun bergejolak. Berawal dari serbuan Amerika dalam rangka menggulingkan sadam hussein, Berbagai faksi dan milisi saling berperang berebut wilayah. Hingga salah satu faksi pun datang dan mengancam beliau. Beliau pun merelakan semua aset dan restorannya ketangan faksi tersebut asal dia dan keluarganya selamat. Berbekal uang cash yg berhasil ia bawa, Abu Muhammad membawa keluarganya keluar Irak.

Qadarullah, beliau tertahan di suatu gurun di perbatasan irak-suriah. Tentara suriah tak membolehkan beliau dan keluarganya memasuki suriah. Akhirnya beliau terpaksa tinggal di satu bekas reruntuhan bangunan di perbatasan.

Kondisi di Irak kian memanas. Perlahan mulai berdatangan pengungsi lain yang juga tertahan di perbatasan irak-suriah. Akhirnya Abu Muhammad yg kebetulan fasih berbahasa Inggris bisa mengkontak orang UN untuk membangun camp serta berbagai fasilitas dan bantuan di perbatasan irak-suriah. Hingga akhirnya dalam kurun 3,5 tahun ada sekitar 3600 orang yg tinggal di camp ini. Dan Abu Muhammad seakan menjadi kepala suku alias contact person di camp pengungsian ini.

Tak berhenti sampai disitu, Abu Muhammad berhasil menjalin contact dgn salah satu petinggi US (militer) di Irak. Ia pun meminta agar US memberi suaka pada 3600 orang ini. Dengan gagahnya beliau mengatakan bahwa Amerika biang kerok dari kekacauan ini, maka sepantasnya Amerika bertanggung jawab dengan memberi suaka pada 3600 orang tersebut.

Tentu saja “sang jendral” menolak tuduhan Abu Muhammad. Tak disangka, Abu Muhammad memiliki kartu As (yang tak bisa saya ceritakan disini) yg berhasil memaksa sang jendral untuk menanggapi serius permintaan Abu Muhammad.

Sekitar satu bulan kemudian, sang Jendral memberi kabar bahwa Ia bisa memfasilitasi suaka ke Amerika bagi sekitar 1600 orang. Abu Muhammad pun menolak, ia tetap ngotot suaka bagi 3600 orang di camp tersebut. Akhirnya kengototan tersebut berbuah ajakan atau barangkali desakan si Jendral US kepada negara2 sekutunya di Eropa untuk memberi suaka pada 2000 orang sisanya.

Dan Abu Muhammad dan keluarganya adalah orang yang terakhir kali pergi dari camp itu. Ia ke US setelah memastikan seluruh 3600 orang di camp tersebut mendapat suaka.

******

Abu Muhammad adalah pahlawan bagi 3600an korban perang. Kini ia mewakafkan hidupnya untuk melayani masjid sembari bekerja di sebuah grocery store bernama food lion. Dan Ia sering mengumpulkan makanan sisa yg masih bagus untuk diberikan ke keluarga refugee dsini. Oh ya, ada orang Indonesia yang mempelopori pre-school di Masjid untuk memfasilitasi keluarga refugee dari Irak dan Afghanistan.

*****

Saya selalu iri dan malu kepada orang2 seperti Abu Muhammad yg mampu berbuat lebih, running extra miles. Padahal beliau saat itu dalam kondisi serba tak pasti di pengungsian. Bandingkan dengan saya saat ini yang sedang kenyang, di apartmen yg hangat, dan melihat anak tidur pulas. Namun, yg memenuhi isi kepala masih perkara rutinitas, kerjaan dan keseharian.

Saya malu.. Pahlawan memang tidak mengenal istilah “If”, tidak ada kata “nanti setelah”, atau “nanti jika”. Dia hanya berbuat yg terbaik saat ini, detik ini tanpa angan2 esok hari karena esok hari sudah dijamin oleh Yang Maha Kuasa.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *