Setiap kali berkunjung k apartmen kawan, saya selalu menyempatkan berbincang dengan security disana; seorang wanita kulit hitam berusia 50tahun an.

Meski dia “hanya” seorang security, namun di kalangan warga kulit hitam, pekerjaan sebagai seorang security sudah menempatkan dia sebagai bagian dari kelas menengah, Setidaknya menurut pengamatan subjektif saya.

Cerita2 yang mengalir dari dia memberi gambaran terkait bagaimana sesungguhnya Amerika: Sebuah negeri yg penuh paradoks.

Sewaktu SMA dia adalah seorang atlet, dia bercerita tentang bagaimana hebatnya dia di banyak bidang olahraga.

Namun yang mengejutkan adalah meski dia sangat menyukai olahraga, kini dia takut berolahraga dengan satu alasan : Takut cedera.

Sebabnya adalah Perusahaan tidak menanggung insurance dia, dan ketika terjadi sesuatu hingga dia tidak bisa kerja, maka gajinya pun terpotong.

Cerita ini menggambarkan betapa buruk sistem kesehatan dsini. Sudah menjadi adagium umum bahwa disini “Sakit = Bangkrut”.

Teman saya orang Libanon punya masalah dengan gigi. Dan dia lebih memilih untuk pulang k Libanon buat ngeberesin giginya (tiket pp plus bea berobat di sana masih lebih murah dbanding berobat d US).

Disini insurance tidak mengcover semua, ada deductible pay yg harus dbayar. Dan meski persentasenya kecil, nominalnya tetap sangat besar. Apalagi gigi dan mata yg biasanya tidk tercover insurance.

Mahalnya biaya kesehatan disini sampai membuat seorang yang sangat suka dan berbakat olahraga sampai ketakutan untuk berolahraga karena takut cedera.

Ironisnya, Amerika menggelontorkan dana riset super besar untuk penelitian medis dan Farmasi. Apalah arti kemajuan dibidang medik kalau pada akhirnya banyak orang yang tidak bisa mengaksesnya.

……..

Ketika bercerita tentang prestasi olahraganya waktu SMA, dia beberapa kali bilang :” I am the only Black girl in the team.” Saat dia masih sma, masalah rasisme memang masih nyata. Namun bukan berarti masalah ini kini telah tiada.

Amerika sedang rame kasus penembakan polisi saat demonstrasi di Texas. Ceritanya, untuk kesekian kalinya polisi menembak mati “suspect” kulit hitam.

Hal ini memicu demonstrasi besar2an oleh warga kulit hitam. Polisi dsini ditengarai double standard (perlakuan k org kulit hitam lebih brutal). Pada saat demonstrasi berlangsung, terjadi aksi balas dendam, beberapa polisi kena tembak.

Yang membuat rame adalah setelah peristiwa ini muncul laporan dari organisasi yg mewadahi polisi kulit hitam, penuh dengan pernyataan bahwa di tubuh kepolisian terjadi diskriminasi, black officer susah naik pangkat. Apalagi ditambah pernyataan FBI bahwa kepolisian disusupi “white supremacist”.

Hal ini diperparah dengan ditemukannya seorang kulit hitam tergantung d Atlanta. Belum ada pernyataan resmi apakah ini bunuh diri atau bukan. Namun hal ini memicu spekulasi. Pertama, bunuh diri model amerika lazimnya dengan menembak kepala, bukan gantung diri. Kedua, hal ini mengingatkan pada Ku KLux Clan, ekstremis kulit putih yg dulu kerap menggantung org kulit hitam.

……….

Suatu saat, security kawan saya ini juga bercerita dengan bangga bahwa keponakannya masuk college. Dia yang pertama dari keluarga besarnya yg masuk college.

Kaget saya, di tahun ini di Amerika masih ada orang yg masuk universitas dan menjadi orang pertama di keluarga besarnya yg masuk kampus.

………….

Masih banyak cerita2 yang membuat kita prihatin. Amerika tidak seperti eropa barat yang memberi banyak subsidi ke warganya. Orang amerika terutama republikan berpendapat bahwa subsidi hanya membuat mereka malas.

Dan Amerika memang paradoks, cerita2 macam diatas berdampingan dengan cerita2 seperti Amerika yg membangun “Neutrino Factory”, neutrino akan ditembakan ke dalam bumi sbelum ditangkap oleh detektor yg jauhnya sekian ratus KM.

Atau amerika yang melempar wahana mengorbit jupiter, Amerika yang akan mendaratkan orang di Mars, Amerika yg membangun mobil terbang dan mobil listrik.

Dan sebagainya dan seterusnya.

Saat ini Amerika masih menjadi kiblat perkembangan Sains dan teknologi, disokong GDP terbesar di planet bumi dan anggaran militer gigantik tentunya.

Meski demikian, suatu saat sekitar pukul 5 pagi saya melihat seorang yg kelaparan sedang menengok tempat sampah, berharap ada makanan sisa.

Amerika, memang negri penuh paradoks.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *