Sembari menunggu boarding, saya mencoba mengingat kisah2 unik dan lucu yg saya alami di bandara. Setelah saya hitung2, rupanya hampir 25% waktu selama studi di US sampe nanti lulus saya lalui dengan travelling: 7 kali pulang ke Indonesia (rata2 sebulan setiap balik), belasan kali konferensi, collaboration meeting, summer school, running eksperimen d JLab atau skedar jalan2. Alhamdulillah, saya bersyukur mendapat Prof. yang selalu mengijinkan saya pulang dan punya funding untuk mengirim saya kemana2.

Dari pelbagai trip tersebut, banyak kejadian2 unik yg saya alami:

1. Di bandara Dallas, tas saya harus “digeledah” karena lupa mengeluarkan pasta gigi yang masih utuh (melebihi batas max liquid/gel). Kebetulan mereka menemukan badge Jefferson Lab. saya, satu orang petugas terlihat mengambil badge saya dan memperlihatkan pada satu petugas lainnya. Tiba-tiba dengan sangat sopan mereka menawarkan diri untuk menata kembali tas saya. Saya menduga setelah melihat badge saya yang berlogo Department of Energy, yang kebetulan mirip dengan logo CIA, mereka mengira saya adalah agen CIA undercover. Dan tiba-tiba saya merasa ganteng.

2. Alhamdulillah selama ini saya selalu oke ketika masuk US, meski terkadang grogi mengingat situasi yg sedang tegang. Suatu saat di bagian imigrasi ketika melihat visa saya dari FSU, petugasnya malah langsung ngasih selamat. Waktu itu FSU juara football.

3. Ketika saya pulang saya selalu membawa kopi. Dan saya nggak mau berbohong dengan nggak ngaku bawa makanan (ada kolom yes/no yg harus diisi ketika masuk imigrasi). Suatu kali saya diberhentikan dan ditanya jenis makanan apa yg dibawa. Saya jawab aja kalau saya bawa kopi. Petugas bertanya kopi apa? Kapal api jawab saya. Oh I really like that coffee! Jawab sang petugas yg wajahnya campuran western-asia.

4. Di Atlanta, petugas imugrasi nya malah ngasih tahu saya kalau jakarta habis kena bom sarinah. Agak lama dia terlihat mengetik sesuatu, bikin saya dag dig dug jangan2 ada yg salah. Rupanya dia browsing soal bom jakarta dan lalu memutar layarnya untuk saya baca. Beliau bersimpati atas kejadian tersebut.

5. Setelah kemenangan trump, dan pelarangan masuk terhadap beberapa negara muslim saya agak tegang pas lewat imigrasi di philladelphia. Ndilalah.. Saya kebagian petugas imigrasi, orang amerika muslim dan istrinya orang medan. Jadilah kita ngobrol sejenak.. AlhamduLillah..

6. Di bandara Tallahassee, TV di kafe menayangkan (lagi2) penembakan. Saya cuma nyeletuk “wow.. Another shooting, So sad..” dan tak ada angin tak ada hujan satu orang nyeletuk.. Ya.. dan dia bukan muslim (pelakunya kulit putih). Saya mencoba mencerna apa maksud dia nyeletuk demikian. Akhirnya saya sadar bahwa ini adalah bentuk solidaritas. Barangkali jenggot tipis saya cukup mnjadi penanda kemusliman saya. Dan berhubung selama ini muslim sering menjadi tertuduh, maka dia ingin bilang bahwa orang gila mah dimana mana, termasuk kulit putih.

7. Berbicara tentang solidaritas, politik rasisme trump secara tidak langsung malah menempatkan orang kulit putih konservatif dan republikan sebagai musuh bersama, dan membentuk semacam solidaritas antara muslim-hispanik-kulit hitam-imigran pada umumnya. Dalam perjalanan ke bandara menggunakan uber, driver nya (kuliy hitam) tiba2 ngomongin trump. Menyatakan penyesalan dan empati, intinya mah sangat welcome dan mendukung kalau saya mau ngejar citizenship dsini. Di lain waktu, drivernya menjabat erat tangan saya sambil memanggil dengan sebutan Bro.. Oh y, waktu di Newyork selepas shalat jumat kami disambut dengan aksi solidaritas orang Yahudi. Menyatakan dukungan terhadap komunitas Muslim.

8. d bandara Dallas, Laptop saya hilang tertinggal di security check point ketika pulang ke Indonesia. Satu bulan kemudian ketika kembali ke US via Dallas, saya pesimis akan menemukan laptop saya. Mengingat dallas adalah bandara besar yg dilalui jutaan orang per tahunnya. Ketika saya hampir mengurungkan niat untuk bertanya, tiba2 saya melihat satu orang berlari ke security check point dan kembali membawa laptop. Ah.. Trnyata bukan saya aja yg terledor lupa memasukan laptop, pikir saya. Mereka kemudian memberi saya nomor telpon (lost and found), saat saya menelpon saya cuma menyebutkan saya kehilangan laptop asus hitam di gate nomer sekian satu bulan lalu. Dan Alhamdulillah.. Ternyata laptop saya ada meski sudah hilang satu bulan. Yang mengejutkan adalah di laptop saya tertempel kertas bertuliskan : zulkaida akbar. Saya yakin laptop saya dalam kondisi mati karena memang harus selalu dicharge.

Nanti update lagi kalau inget.. Udah mau boarding.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *