Salah satu dari sekian banyak hikmah ngaji online dari Gus Baha adalah membuat hidup lebih rileks dan tenang. Kata Gus Baha, kita ini sering menganggap bahwa diri kita adalah aktor, yang punya kuasa dengan segala planning yang complicated. Padahal kita tidak bisa apa-apa, dan kita tidak tahu apa-apa.
Kita memang tidak tahu apa-apa. Banyak hal yang kita kira buruk ternyata baik atau sebaliknya. Salah satu ilustrasi favorit saya adalah kisah mualaf nya seorang politisi Belanda bernama Joram Van Klaveren. Awalnya Ia membenci Islam dan berniat membuat buku untuk memojokan Islam. Dalam proses pembuatan buku itu Ia pun menggali khazanah Islam. Lambat laun ia pun menyimpan kekaguman kepada sosok Muhammad SAW. Saat itu kekaguman Joram lebih kepada sosok Muhammad SAW sebagai seorang Negarawan yang efektif, belum sebagai Nabi.
Joram membaca sejarah (Sirah) dari perjalanan hidup Muhammad SAW. Saat Joram sampai pada kisah penaklukan Mekah (Fathu Makkah), Joram menyangka bahwa yang akan pertama kali Muhammad SAW lakukan adalah mengeksekusi Wahsyi dan Hindun. Keduanya telah melukai hati Muhammad SAW dengan pembunuhan paman tercintanya, Hamzah.
Apalagi Hamzah terbunuh dengan cara yang sangat buruk. Pertama, Hamzah terbunuh bukan dalam perang tanding yang fair, melainkan dilempar tombak dari belakang oleh Wahsyi. Kedua, Jenazah Hamzah setelah terbunuh disayat-sayat oleh Hindun.
Joram tak menyangka bahwa Muhammad SAW mengampuni dan memaafkan Wahsyi serta Hindun. Muhammad SAW menepati janjinya bahwa siapa yang ke Masjidil Haram atau rumah Abu Sufyan maka aman dan dilindungi.
Padahal Muhammad SAW masih bersedih atas kematian Hamzah. Muhammad SAW memalingkan muka ketika bertemu Wahsyi, teringat dan bersedih atas peristiwa yang menimpa paman tercintanya. Namun Muhammad SAW masih mengampuni Wahsyi dan Hindun.
Dititik inilah Joram memutuskan masuk Islam. Joram yakin bahwa hanya seorang Nabi lah yang mampu memaafkan orang yang membunuh paman nya tercinta, padahal Muhammad SAW saat itu sedang dalam posisi kuat dan berkuasa.
****
Kita memang tidak tahu apa-apa. Peristiwa terbunuhnya Hamzah adalah peristiwa yang sangat tragis. Namun, peristiwa ini ternyata menjadi Hujjah atau bukti kenabian Muhammad SAW, yang tak lekang waktu hingga beribu tahun kemudian seorang Joram mendapat hidayah melalui kisah terbunuhnya Hamzah dan Penaklukan Mekah.
Kita memang tidak tahu apa-apa. Kata Gus Baha, Islam itu Allah yang menjaga. Baghdad (Abbasiyah) luluh lantak oleh serangan Mongol. Satu kota dibantai, pusat pengetahuan (Bait Al Hikmah) hancur lebur hingga dikisahkan sungai berwarna hitam karena tinta buku bercampur darah.
Orang yang berada pada zaman itu mungkin tak akan percaya jika diberi tahu bahwa 800 tahun kemudian Islam akan dianut dua Milyar orang. Islam seakan habis pada saat itu. Ternyata, dibalik hancurnya Baghdad oleh mongol, terbuka jalan keIslaman kepada ratusan penduduk Asia Selatan (India dan Pakistan saat ini). Beberapa saat kemudian, Mongol pun memeluk Islam dan jalan dakwah ke penduduk Asia Selatan terbuka. Saat ini ratusan juta penduduk dari India dan Pakistan memeluk Islam.
****
Kita tidak tahu apa, dan kita tidak bisa apa apa. Ada kisah Tsalabah, yang awalnya miskin lalu menjadi kaya dengan peternakan kambing nya yang besar. Tapi Tsalabah lalai karena hartanya. Terkadang hal yang nampak baik (kekayaan) ternyata menyimpan keburukan.
Yang bisa kita lakukan adalah berprasangka baik kepada Allah. Dalam situasi apapun, sambil berikhtiar sebaik mungkin tentunya.