Berandai-andai dan Bersyukur

Ceritanya beberapa hari lalu saya mengalami sedikit kecelakaan saat makan. Qadarullah, ada duri ikan yang nyelonong masuk, menusuk dan sepertinya meninggalkan luka yang lumayan. Walhasil, selama beberapa hari saya merasa sakit yang intense ketika menelan, baik makanan, minuman atau bahkan sekedar air liur.

Qadarullah, nafsu makan saya tetap menyala. Walhasil, perut keroncongan namun makan lahap tak kuasa. Saya harus mengunyah halus2, lalu bersiap untuk menelan sambil deg2an dan ketika menelan pun sampai mata terpejam dan tangan menggenggam saking sakitnya. Tidurpun tak nyeyak.

Dalam situasi itu tiba-tiba saya berandai-andai.

Seandainya saya menjadi trilyuner, namun saya tetap sakit seperti ini apakah saya mau? Saya tidak mau. Saya lebih memilih nikmat bisa nelan enak, makan lahap.

Seandainya saya menjadi orang paling berkuasa di negeri ini, namun saya tetap sakit seperti ini apakah saya mau? Saya tidak mau. Saya lebih memilih nikmat bisa nelan enak, makan lahap.

Dan seterusnya.. pengandai-andaian saya pun menjadi lebih ekstrim. Seandainya saya menjadi trilyuner, orang paling berkuasa di negeri ini, tapi dengkul saya kurang satu apakah saya mau? Rupanya saya tidak mau.

Saya jadi sadar bahwa nikmat bisa nelan makanan dengan lancar dan punya dengkul komplit rupanya lebih besar dibanding jadi trilyuner.

****

Kata Gus Baha, salah satu ibadah paling tinggi adalah menjadi bahagia. Karena orang bahagia adalah orang yang bisa menikmati semua Takdir Allah, tanpa mengeluh. Hidup ini sejatinya cuma menikmati Takdir Allah dengan segenap skenario disetiap penggal nafas.

Namun itu adalah ciri hamba yang paripurna.

Berhubung saya ini hamba yang statusnya masih amatiran, seringkali saya masih harus berhitung2 nikmat (padahal sudah tahu nggak bisa dihitung), berandai2 (seperti pengandaian diatas) untuk bisa bersyukur dan berusaha bahagia.

Dan hamba yang paling amatir adalah hamba yang untuk bisa bersyukur harus melihat orang lain yang posisinya dibawah terlebih dahulu. Sayangnya, terkadang saya masih di posisi super amatir ini.

Tapi seperti kata Gus Baha, yang penting latihan. Karena ikhlas itu juga perlu dilatih. Semoga bisa berjodoh menjadi hamba yang paripurna. Alhamdulillah sudah sembuh

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *