Saya sedang jatuh cinta dengan Elon Musk, sang maestro teknopreneur yang telah mendirikan tiga perusahaan besar dengan ambisi dan proyek raksasa (SpaceX, Tesla dan SolarCity). Sebagaimana lazimnya para pecinta, saat ini saya sedang mengikuti “sirah” alias perjalanan hidup Elon. Kebetulan beberapa hari lalu saya baru saja berulang tahun ke-30. Maka saya ingin tahu apa kiranya yang sedang dilakukan Elon musk 15 tahun lalu, saat usianya sama dengan saya.

Selepas ditendang dari PayPal, Elon memutuskan untuk hijrah dari Silicon valley ke Los Angeles. Elon kemudian bertemu dengan satu perkumpulan aneh bernama “Mars Society” di LA. Anggota Mars Society berasal dari berbagai latar belakang; mulai dari engineer NASA hingga orang2 antah berantah, “Freak” dan “Nerd” yang punya mimpi untuk mengkoloni planet mars. Sebagai langkah awal, mereka ingin mengirim tikus ke luar angkasa (orbit bumi) untuk menguji efek gravitasi lemah.

Mars Society ini mengingatkan Elon akan cita-cita masa kecilnya : Menjelajah luar angkasa.

Dengan sisa uang yang dimiliki, Elon ingin membuat roket. Lantas ia bertemu dengan seseorang yang menghubungkan ia dengan pasar roket murah (Semi black market) di Rusia. Maka ia bersama tim pun lantas berangkat ke Rusia.

Alih-alih mendapat roket, Elon malah mendapat penghinaan dari orang Rusia. Mereka pun pulang dengan tangan hampa. Suasana pun hening, tim elon putus asa. Tiba-tiba Elon memecah kesunyian dengan berkata : “Kita akan bikin roket sendiri!”

Rupanya Elon sudah punya hitungan rinci untuk membuat roket. Yang menakjubkan adalah sebagai seseorang yang tidak berlatar belakang teknik Elon mendapat pengetahuan bagaimana membuat roket hanya dari membaca buku. Kabarnya, Elon hanya membutuhkan waktu beberapa bulan untuk melahap beberapa textbook terkait fisika roket dan aerospace industry.

Darimana Elon mendapat kemampuan ini?

Rupanya ketika berusia 7 tahun Elon sudah terbiasa membaca buku sampai 10 jam sehari. Ketika berusia 8 tahun, dia melahap seluruh set ensiklopedi brytannica. Maka tak heran diusia nya yang ke-30 Elon memiliki kemampuan “super” dalam membaca. Karena Elon memiliki “Exceptionally Habit” yang ia pupuk sejak dini, yakni membaca buku setidaknya 10 jam per hari.

Jadi, di usia yang ke 30 ketika saya masih berjibaku untuk menjadi seorang PhD, Elon musk memutuskan untuk mendirikan perusahaan yang memproduksi roket. 15 tahun kemudian, SpaceX berhasil mendaratkan roket ke kapal (memulai era renewable rocket).

Di usia yang ke 30 Bill gates telah menjadi Bilyuner muda. Konon kabarnya, Bill gates ketika remaja menghabiskan waktu sampai 16 jam perhari untuk belajar programming. Inilah “Exceptionally Habit”nya bill gates.

Hampir setiap orang besar punya “Exceptionally Habit”; yakni satu kebiasaan super yang menjadikan seseorang punya kemampuan super. Oleh karena itu, Malcolm Gladwell punya teori 10ribu Jam. Intinya adalah seorang yang ingin menghasilkan “Materpiece” setidaknya harus menempuh 10ribu jam berlatih. Contoh yang diangkat Malcolm gladwell diantaranya adalah The beatles. Sebelum menjadi populer, the beatles terbiasa manggung hingga 8 jam per hari, mengakumulasikan jam berlatihnya hingga 10ribu jam.

Milestone

Dulu saya melihat beberapa eks aktivis kampus yang langsung “bersinar” setelah lulus. Saat itu saya berseloroh : ” Sebenarnya saya menyayangkan, usia kita-kita saat ini belum saatnya mendapatkan panggung.” Usia 23 tahun memang usia seorang pemuda yang masih harus “jatuh bangun”. Dugaan saya benar, Beberapa bintang nan bersinar terlalu dini pun lantas meredup.

Sukses besar adalah kumpulan dari sukses2 kecil. Masterpiece itu ibarat anak tangga, ada pencapaian2 kecil dan bertahap alias milestone yang harus dilewati.

Ada ungkapan terkenal dikalangan Fisikawan. Intinya adalah seseorang yang belum menemukan satu terobosan di usia 25 tahun selamanya tidak akan menemukannya. Forget Nobel Prize! Biasanya Nobel sains memang diberikan pada saintis berusia tua atas terobosan yang ia temukan di saat muda.

Dengan kata lain seseorang yang kelak akan menjadi “orang besar” dengan karya besar bisa dilihat dari pencapaian2 kecil nya di usia2 tertentu. Dugaan saya adalah sekitar 30 tahun dan 12 tahun. Jika usia 23 tahun (fresh graduate) adalah usia yang terlalu dini untuk bersinar atau mendapat panggung, maka usia 30an adalah usia bagi calon orang “besar” untuk mendapat panggung. 30 tahun adalah Usia bagi seseorang yang memiliki “Exceptionally Habit” untuk mulai memanen hasil. Contohnya adalah kawan saya yang baru saja dinobatkan menjadi the best CFO (nomor 4), juga kawan saya seorang CEO, trainer,penulis yang kini populer atas jerih payah dan perhatianya untuk UMKM. Usia mereka 30an.

Kenapa 12-14 tahun?

Elon musk menjual produk teknologi pertamanya yakni program game senilai 500 dollar saat ia berusia 12 tahun. Bill Gates menjadi hacker ketika berusia 13 tahun. Muhammad bertemu dengan Buhairah yang mengatakan bahwa kelak beliau akan menjadi Rasul ketika berusia 12 tahun. 12-14 tahun adalah rentang usia untuk “mengintip” sang calon bintang, juga usia dimana exceptionally habit mulai menunjukan hasilnya.

*****


Sebuah Curhat malam

Guru SMA yang sering saya ceritakan di postingan2 sebelumnya pernah berkata : “Kalau kamu ingin jadi luar biasa, maka jangan tidur seperti orang biasa tidur, jangan makan seperti orang biasa makan, jangan berpikir seperti orang biasa berpikir dan jangan bersikap seperti orang biasa bersikap.” Intinya adalah exceptionally habit.

Namun sepertinya saya tidak punya exceptionally habit. Di usia saya yang ke 30 ini, saya juga tidak punya sesuatu yang “kentara” terlihat. Ini adalah warning sangat keras bagi saya, juga bagi yang lainnya yang masih berkeinginan untuk membuat Karya besar!

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *