Kura-kura laut dari China dan Indonesia

Hai Gui adalah bahasa China untuk kura kura laut yang kembali ke Darat. Istilah ini dinisbatkan pada pelajar2 China yang menempuh studi dan karir di luar negeri, lalu kemudian kembali ke China.

Mengutip dari the economist, si kura2 laut ini kembali ke China dalam beberapa gelombang, masing masing ditandai dengan pengaruh nyata yang ditimbulkan.

Gelombang pertama, tahun 1900an si Kura2 laut china memberi sumbangsih dalam pembangunan jaringan kereta juga mengisi posisi2 di Universitas (dosen).

Gelombang berikutnya adalah saat kura2 laut secara massif masuk dan berkiprah di politik lewat partai rakyat china. Mereka berjasa dalam memberi “darah segar” ke partai. Contohnya adalah Jiang Zemin dan Lei peng.

Gelombang berikutnya, dan yang paling massif dimulai tahun 1980an. Gelombang inilah yang berkiprah besar dalam membentuk China modern seperti yang kita kenal saat ini.

Li Sanqi, berangkat ke US tahun 1978 hanya dengan 3 dollar di kantongnya. Setelah tamat, dia dapat posisi di Universitas Texas sambil mendirikan start up company. Beberapa tahun kemudian dia kembali ke china dan kini menjadi pejabat di Huawei, raksasa telco nya China.

Li Sanqi dan Jutaan “Li sanqi” lainnya lah yang berada dibalik raksasa teknologi Baidu, Huawaei dan sebagainya.

Hai Gui nya Indonesia?

Kini bersekolah di Luar negeri tidak “semewah” yang saya sangka ketika kecil.Cukup Dengan berselancar di Internet dengan mudah kita akan temukan berbagai info beasiswa. Termasuk beasiswa LPDP yang (mungkin) kini telah mengirim ribuan Pelajar Indonesia tiap tahunnya ke Luar negeri.

Jadi, pertanyaan besarnya adalah apa yang bisa diharapkan dari si Kura2 laut dari Indonesia kedepannya? Ada dua wacana yang ingin saya diskusikan.

Jangan langsung pulang!

Menurut saya, gelar PhD belumlah cukup. Ada baiknya si kura2 tetap diLaut, sambil belajar bagaimana membangun perahu ditengah gelombang yang tak menentu.

Ada beberapa Benchmark yang cukup menginspirasi. Pertama adalah senior saya di Florida State Univ, Suharyo sumowidagdo. Selepas lulus dia sempat riset (postdoc) di California. Dengan pengalaman serta jejaring dengan CERN (accelerator particle dan pusat riset partikel terbesar di dunia), beliau dan tim LIPI telah memasukan Indonesia sebagai anggota resmi CERN (lebih tepatnya eksperimen Atlas). Dan setiap tahun beberapa pelajar Indonesia kini berkesempatan untuk summer school di Cern.

Berikutnya adalah jebolan harvard, Aldi yang membangun RUMA; perusahaan yang berfokus pada pemberdayaan unit usaha mikro dan masyarakat bawah (selengkapnya lihat di ruma.co.id). Beliau membangun ruma dengan tim yang kabarnya jebolan2 dari google, yahoo.

Contoh lainnya adalah si pendiri GoJek. Selepas dari harvard, Nadiem sempat bekerja di McKinsey; konsultan bisnis ternama di dunia.

Mengapa “stay for a while” itu penting? biar kita tidak perlu membangun dari Nol, alias from scratch. Kalau sudah ada “Best practice” yang oke kenapa tidak kita contek saja (sistem dan budaya).

Jadi dosen di daerah.

Di salah satu group WA saya, ada diskusi tentang betapa susahnya mencari developer yang qualified. Kebetulan salah satu member groupnya adalah bos bukalapak.com ,e-commerce yang digawangi beberapa alumni muda ITB. Saya baca di kompas perputaran uang bukalapak mencapai Trilyunan dalam satu tahun, dan kini punya pegawai 500an orang.

Saya tanya ke beliau, Koq susah? Emang alumni ITB nggak qualified atau gimana?

Kata beliau, kalau alumni ITB bisa dipastikan sangat qualified. Masalahnya, dari 100an lulusan informatika (IF) per tahun, sepertiga nya lanjut sekolah dan sepertiga nya bikin start up sendiri. Jadi ya.. IF ITB de facto cuma bisa menyediakan sekitar 20an tenaga IT handal per tahunnya.

Sementara kebutuhan dan permintaan industri sangat tinggi, apalagi kata kawan saya di Bandung, kini sedang populer istilah “Belum keren kalau belum punya StartUp”.

Masalahnya, seBagus-bagusnya ITB nggak mungkin Kapasitasnya langsung diperbesar jadi 5 kali lipatnya.

Oleh karena itu, salah satu alternatif “lahan perjuangan” bagi si Kura2 laut adalah menjadi dosen di daerah.

Pengetahuan dan wawasan si Kura2 laut sangat dibutuhkan agar anak2 berpotensi dari Luar jakarta, bandung, Jogja bisa terfasilitasi. Menghasilkan lulusan yang diperlukan dunia industri juga lebih penting lagi bisa membuat industri sendiri.

Karena pemerataan pembangunan mustahil tercapai tanpa didahului pemerataan orang orang pintar.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *