Ada dua hal yang menggelitik sisi melankolis saya menjelang kepulangan saya ke Indonesia dari CERN. Pertama, Alhamdulillah kesampaian menjadi part of CERN, getting my third accelerator-facility badge, setelah badge Jefferson Lab dan Fermilab.

Berhubung dulu pas SMA sempat berkecimpung di kancah Olimpiade Fisika (meski cuma sampai level Nasional), saya sudah familiar dengan dengan nama nama laboratories seperti Jefferson Lab, Fermilab dan tentu saja CERN. Alhamdulillah, 20an tahun kemudian saya berkesempatan untuk riset di tiga lab besar tersebut. Bahkan sebagai bonus tahun ini sempat dua kali visit RIKEN di Jepang dan berkunjung ke fasilitas Nuklir Raon di Korea. Rencananya tahun depan saya akan visit fasilitas accelerator neutron dan muon di UK (RAL).

Kedua, besok adalah ulang tahun pernikahan ke 14 kami. Sampainya saya dititik ini tak lepas dari support luar biasa istri saya yang cantik jelita. Alhamdulillah, looking back kita dikarunia pernikahan yang cukup adventurous, tercermin dari tiga putra/i kami yang lahir di tiga pulau yang berbeda. Putra pertama lahir di Jawa, putri kedua lahir di Kalimantan dan putra ketiga lahir di Amerika.

Satu cerita yang cukup indah untuk dikenang adalah bagaimana perjalanan Asi untuk putra saya. Waktu itu saya mengajar di Gading Serpong sementara Istri masih kerja di Lapangan (oil and gas) dengan siklus dua minggu on – off. Ketika istri di Lapangan, Asi untuk istri saya terbang dengan Helicopter bersama kawan yg kebetulan off ke Balikpapan, dari sana lalu terbang ke Soekarno hatta. Di Bandara, box asi tersebut dijemput adik ipar lalu dikirim ke Bandung. Sesampai di Bandung, Box Asi lalu didinginkan selama semalam dan esoknya dikirim atau dibawa ke Purwokerto/Tegal.

Bagaimana dengan Baby Arya? Karena putra pertama saya kebetulan juga cucu pertama orang tua saya (Purwokerto) dan cucu pertama mertua saya (Tegal), maka Baby Arya dalam satu bulan travel Serpong – Purwokerto – Tegal.

What a lovely and adventurous life. Alhamdulillah..

Dalam situasi yang mengasyikan ini, saya sempat menawarkan ke Istri saya untuk berikhtiar mencari pekerjaan yang lebih mapan, biar saya saja yang kerja maksudnya. Saya masih ingat tiap Sabtu beli koran Kompas karena tiap Sabtu Kompas memuat lowongan pekerjaan dari Big company or NGO. Tapi Istri saya beberapa kali menegaskan: “Tempatmu bukan disitu!” Istri saya menegaskan bahwa saya lebih cocok didunia akademik.

Lalu berlanjutlah perjalanan saya ke Florida untuk nyantri Ilmu Fisika sementara istri dan anak tetap tinggal di Balikpapan. Selama LDM Florida – Balikpapan Allah menganugrahi kami Putri kedua, Yuka.

Hingga Allah mengumpulkan kita semua di Virginia, dan mulailah episode petualangan di Virginia selama 5 tahun. Di Virginia lah lahir putra ketiga kami, Bilal.

Tahun lalu kami pulang for good ke Indonesia. Saya beraktifitas di BRIN, dan istri setiap hari berdesakan di KRL jalur Rawabuntu – Palmerah untuk bekerja di Meja Kuningan. Walau bagaimanapun, salah satu aktifitas harian terindah saya adalah menjemput istri di stasiun rawa buntu.

Terima Kasih atas supportnya yang luar biasa Siti Humaesoh , sampai di titik ini. Sekarang gantian saya yang support. Insya Allah kamu mau lanjut sekolah sampai ujung dunia pun saya support. Semoga Allah memudahkan.

Semoga semuanya berkah

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *